“Akhirnya kita ketemu lagi ya.” Kata suara yang tak asing lagi bagi shania.
“Re.. Reno!” kata shania gugup, tak menyangka di depannya telah berdiri seorang cowok berambut panjang dengan setelan kemeja dan jins yang terlihat sangat kasual dengan wajahnya yang sedikit oriental itu. Reno tampak semakin dewasa dan semakin memikat tentunya.
“hallo shanshan hehe lama tidak bertemu ya” ujar reno, panggilan itu mau tak mau membuat shania tersenyum “shanshan” hanya reno yang memanggilnya seperti itu.
“Iya ren, kamu apa kabar?” ucap shania masih dengan senyum yang membuat wajah chinesenya tampak imut.
“baik kok, lu sendiri gimana? udah punya pacar?” tanya Reno blak-blakan, yang membuat wajah shania bersemu.
“eh, aku… hmm aaku” jawab shania gugup.
“haha gak usah dijawab kok, Cuma bercanda, ya udah gua ke tempat anak-anak dulu ya” potong reno sambil berjalan menuju kerumunan teman-temannya.
Shania terdiam, wajah itu suara itu mengingatkan lagi pada kenangan SMA yang sangat indah namun juga menyedihkan bagi shania.
“Re.. Reno!” kata shania gugup, tak menyangka di depannya telah berdiri seorang cowok berambut panjang dengan setelan kemeja dan jins yang terlihat sangat kasual dengan wajahnya yang sedikit oriental itu. Reno tampak semakin dewasa dan semakin memikat tentunya.
“hallo shanshan hehe lama tidak bertemu ya” ujar reno, panggilan itu mau tak mau membuat shania tersenyum “shanshan” hanya reno yang memanggilnya seperti itu.
“Iya ren, kamu apa kabar?” ucap shania masih dengan senyum yang membuat wajah chinesenya tampak imut.
“baik kok, lu sendiri gimana? udah punya pacar?” tanya Reno blak-blakan, yang membuat wajah shania bersemu.
“eh, aku… hmm aaku” jawab shania gugup.
“haha gak usah dijawab kok, Cuma bercanda, ya udah gua ke tempat anak-anak dulu ya” potong reno sambil berjalan menuju kerumunan teman-temannya.
Shania terdiam, wajah itu suara itu mengingatkan lagi pada kenangan SMA yang sangat indah namun juga menyedihkan bagi shania.
Hari itu merupakan hari Reuni pertama teman-teman seangkatan shania, setelah 3 tahun tamat, memang baru kali itu diadakan reuni resmi, dikarenakan kesibukan dan lain lain. Entah kenapa Kenangan-kenangan lama itu pun mulai bermunculan di kepalanya..
—
Pagi itu hari pertama Mos atau masa orientasi siswa di SMA merah putih. Di lapangan upacara bendera terlihat banyak sekali para calon siswa yang berpakaian smp lengkap dengan ornamen mos seperti topi petani, kalung permen dan lain lain. Di dalam barisan itu shania sedang berbaris dengan rapi ketika suara seorang cowok yang memanggilnya dari belakang. “Hei kamu, kamu cantik juga, boleh kenalan gak?” kata-kata yang cukup mengejutkan shania, namun ia hanya tersenyum malu dan tidak menjawab pertanyaan cowok tersebut.
“hey, jawab dong..” desak Reno kepada Shania, ternyata ada seorang senior yang memperhatikan tingkah Reno dan memanggilnya ke depan. “oi lo, maju lo ke depan!!” hardik senior tersebut. Mau tak mau Reno pun maju, Shania yang mengetahui itu cukup merasa bersalah namun Reno melihat ke arahnya sambil tersenyum. “Gak papa kok, santai aja” katanya, yang membuat Shania jadi tersenyum malu.
“hey, jawab dong..” desak Reno kepada Shania, ternyata ada seorang senior yang memperhatikan tingkah Reno dan memanggilnya ke depan. “oi lo, maju lo ke depan!!” hardik senior tersebut. Mau tak mau Reno pun maju, Shania yang mengetahui itu cukup merasa bersalah namun Reno melihat ke arahnya sambil tersenyum. “Gak papa kok, santai aja” katanya, yang membuat Shania jadi tersenyum malu.
Sejak kejadian itu Shania dan Reno pun akhirnya berteman baik, walaupun tidak sekelas, shania dan Reno sering bertemu setelah pulang sekolah ataupun saat istirahat. Reno yang memang berwajah menarik segera saja menjadi pujaan di sekolahnya apalagi ia adalah seorang anggota tim basket, hampir semua anak perempuan di sekolah itu tergila-gila padanya. Tapi hanya satu orang cewek yang mampu membuatnya merasa tak mampu berbuat apa-apa. Ya, hanya dia.
Tidak terasa Ujian kelulusan pun telah berakhir, Shania dan Reno pun pergi merayakan kelulusan mereka dengan makan-makan di sebuah kafe.
“Mau ngelanjutin kemana Shanshan.” Tanya Reno pada shania.
“kayaknya mau coba di jakarta aja ren, berharap sih dapet UI, kalau kamu?” taanya shania.
“hmmm, gini Shan, gua mau bilang sesuatu sama lo, kalau gua dapat beasiswa kuliah ke Jerman.” Kata Reno.
“wah, keren dong, trus kamu ambil kan no? Kesempatan bagus tu..” kata Shani mencoba menyembunyikan keterkejutan dan kesedihannya.
“hmm, iya shan” kata Reno, sedikit kecewa. Setelah menyelesaikan makannya mereka berdua segera pulang ke rumah masing-masing.
“Mau ngelanjutin kemana Shanshan.” Tanya Reno pada shania.
“kayaknya mau coba di jakarta aja ren, berharap sih dapet UI, kalau kamu?” taanya shania.
“hmmm, gini Shan, gua mau bilang sesuatu sama lo, kalau gua dapat beasiswa kuliah ke Jerman.” Kata Reno.
“wah, keren dong, trus kamu ambil kan no? Kesempatan bagus tu..” kata Shani mencoba menyembunyikan keterkejutan dan kesedihannya.
“hmm, iya shan” kata Reno, sedikit kecewa. Setelah menyelesaikan makannya mereka berdua segera pulang ke rumah masing-masing.
Hari itu adalah hari keberangkatan Reno, Reno dengan gelisah mencoba menghubungi shania di terminal keberangkatan, dari pagi shania tidak menjawab sms ataupun mengangkat telponnya. Reno sangat berharap shania ikut mengantar kepergiaanya, atau setidaknya menjawab telponnya.
“hallo shan, lu kemana aja? Gua mau berangkat, lu gak ikut nganterin gua? tanya reno setelah sekian lama akhirnya telponnya diangkat shania.
“iiiya ren, ini gua di jalan, mau ke bandara kena macet di jalan ren.” kata shania menutupi isak tangis dari suaranya.
“hallo shan, lu kemana aja? Gua mau berangkat, lu gak ikut nganterin gua? tanya reno setelah sekian lama akhirnya telponnya diangkat shania.
“iiiya ren, ini gua di jalan, mau ke bandara kena macet di jalan ren.” kata shania menutupi isak tangis dari suaranya.
Setelah beberapa saat, shania pun datang. Setelah memeluk shania, reno berkata. “Shan, ada sesuatu yang gua pengen tanyain ke lu, gimana perasaan lu selama ini sama gue?”
“mm, maksudnya ren? Kita kan selama ini bersahabat?, aku udah anggap kamu abang aku sendiri ren” kata shania menahan tangis. Reno yang mengharap jawaban yang lebih dari shania pun hanya terdiam dan pergi menuju ruang keberangkatan tanpa berkata apapun pada Shania.
“maafkan aku Ren, aku gak bisa bilang perasaan sesungguhnya sama kamu, aku mencintaimu dalam Diam ren… aku mengagumi mu di balik tatapan kagum puluhan cewek di sekolah kita yang mengelu elu kanmu, aku hanya bisa memujimu dalam hening, aku mencintaimu.. Reno..” isak Shania yang tak mampu lagi menahan airmatanya, memandang cintanya yang kan pergi jauh, tanpa bisa berkata apapun…
“mm, maksudnya ren? Kita kan selama ini bersahabat?, aku udah anggap kamu abang aku sendiri ren” kata shania menahan tangis. Reno yang mengharap jawaban yang lebih dari shania pun hanya terdiam dan pergi menuju ruang keberangkatan tanpa berkata apapun pada Shania.
“maafkan aku Ren, aku gak bisa bilang perasaan sesungguhnya sama kamu, aku mencintaimu dalam Diam ren… aku mengagumi mu di balik tatapan kagum puluhan cewek di sekolah kita yang mengelu elu kanmu, aku hanya bisa memujimu dalam hening, aku mencintaimu.. Reno..” isak Shania yang tak mampu lagi menahan airmatanya, memandang cintanya yang kan pergi jauh, tanpa bisa berkata apapun…
—
“oi shan, bengong aja, acara pemutaran video dokumenter angkatan kita mau dimulai tu” kata Rani, salah satu teman Shania, sambil menunjuk ke arah layar monitor raksasa di depan.
“eh, iya ran..” kata shania.
Layar pun memutar kejadian kejadian dari masa Mos mereka sampai pesta kelulusan ada adegan lucu, seperti ketika reno dihukum di lapangan upacara, ataupun kejadian absurd lainya, maupun momen haru ketika pesta kelulusan mereka..
secara tidak sengaja tatapan Reno dan Shania bertemu, mereka pun saling tersenyum…
“eh, iya ran..” kata shania.
Layar pun memutar kejadian kejadian dari masa Mos mereka sampai pesta kelulusan ada adegan lucu, seperti ketika reno dihukum di lapangan upacara, ataupun kejadian absurd lainya, maupun momen haru ketika pesta kelulusan mereka..
secara tidak sengaja tatapan Reno dan Shania bertemu, mereka pun saling tersenyum…
Aku gal bakal berhenti mencintaimu, sampai kapanpun
Tiap bertemu denganmu, aku akan jatuh cinta.
Walau berapa kalipun…
Tiap bertemu denganmu, aku akan jatuh cinta.
Walau berapa kalipun…
0 komentar:
Posting Komentar